Pertama: memperbanyak membaca tasbih, tahmid, takbir, tahlil dan
shalawat kepada Nabi saw dan keluarganya. Karena dalam hadis dikatakan
bahwa malam Jum’at adalan malam yang mulia dan harinya adalah hari
cahaya. Dalam hadis dikatakan, paling sedikitnya membaca shalawat 100
kali, lebih banyak lebih utama.
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Sesungguhnya membaca shalawat
kepada Muhammad dan keluarganya pada malam Jum’at, nilainya berbanding
dengan seribu kebaikan, dihapuskan seribu dosa, dan ditinggikan seribu
derajat. Disunnahkan membaca shalawat kepada Muhammad dan keluarganya
sesudah shalat Ashar pada hari Kamis sampai akhir siang hari Jum’at.”
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Jika datang waktu Ashar hari
Kamis, para Malaikat turun dari langit dengan membawa pena-pena dari
emas dan kertas dari perak, mereka tidak mencatatnya kecuali shalawat
kepada Muhammad dan keluarganya.”
Syeikh Ath-Thusi (ra) berkata: Pada hari Kamis sesudah shalat Ashar
disunnahkan membaca shalawat kepada Nabi saw dan keluarganya seribu
kali, dan disunnahkan membaca shalawat berikut:
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَعَجِّلْ
فَرَجَهُمْ وَأَهْلِكْ عَدُوَّهُمْ مِنَ الْجِنِّ وَاْلاِنْسِ مِنَ
اْلاَوَّلِيْنَ وَاْلاَخِرِيْنَ.
Allahumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad, wa ‘ajjil
farajahum, wa ahlik ‘aduwwahum minal jinni wal insi minal awwalina wal
akhirina.
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad,
percepatlah kemenangan mereka, dan hancurkan musuh-musuh mereka dari jin
dan manusia dari dahulu sampai akhir zaman.
Dan membaca istighfar berikut:
اَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذي لاَ اِلَهَ إلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ
وَاَتُوبُ اِلَيْهِ تَوْبَةَ عَبْدٍ خَاضِعٍ مِسْكِيْنٍ مُسْتَكِيْنٍ لاَ
يَسْتَطِيْعُ لِنَفْسِهِ صَرْفاً وَلاَ عَدْلاً وَلاَ نَفْعاً وَلاَ ضَرّاً
وَلاَ حَيَاةً وَلاَ مَوْتاً وَلاَ نُشُوراً وَصَلَّى اللهُ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَعِتْرَتِهِ الطَّيِّبينَ الطَّاهِرِينَ اْلاَخْيَارِ
اْلاَبْرَارِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً.
Astaghfirullâhalladzi la ilâha illâ Huwal Hayyul Qayyum wa atubu
ilayhi tawbata ‘abdin khâdhi‘in, miskînin mustakîn, lâ yastathî‘u
linafsihi sharfan walâ ‘adlâ, walâ naf‘an walâ dharrâ, walâ hayâtan walâ
mawtan walâ nusyurâ, wa shallallâhu ‘alâ Muhammadin wa ‘itratihi
ath-thayyibînath thâhirîn, al-akhyâril abrâr, wa sallama taslîmâ.
Aku mohon ampun kepada Allah Yang tiada Tuhan kecuali Dia Yang Hidup
dan Mengawasi, aku bertaubat kepada-Nya taubat seorang hamba yang
rendah, hina dan miskin; yang dirinya tak mampu berupaya dan berbuat
keadilan, tak mampu memberi manfaat dan mudharrat, tak mampu hidup, mati
dan hidup kembali. Semoga Allah mencurahkan shalawat dan salam kepada
Muhammad dan keluarganya yang suci dan baik, yang pilihan dan benar.
Kedua: Membaca surat Bani Israil, surat Al-Kahfi, surat An-Naml,
surat Asy-Syu’ara’, surat Al-Qashash, surat As-Sajdah, surat Yasin,
surat Shad, surat Al-Ahqaf, surat Al-Waqi‘ah, surat Fushshilat, surat
Ad-Dukhkhan, surat Ath-Thur, surat Iqtarabat, dan surat Al-Jumu’ah. Jika
tidak cukup waktu untuk membaca semua, maka pilihlah surat Al-Waqi’ah
dan surat-surat sebelumnya. Karena Imam Ja’far (as) berkata:
“Barangsiapa yang membaca surat Bani Israil setiap malam Jum’at, ia
tidak mati sehingga berjumpa dengan Imam Mahdi (as) dan ia akan menjadi
bagian dari sahabat-sahabatnya.”
“Barangsiapa yang membaca surat Al-Kahfi pada setiap malam Jum’at,
ia tidak mati kecuali ia mati syahid, dan Allah membangkitnya bersama
para syuhada’, dan menunggu pada hari kiamat bersama para syuhada’.”
“Barangsiapa yang membaca tiga surat yang dimulai dengan Tha-sin
(An-Naml, Asy-Syu`ara’, Al-Qashash) pada malam Jum’at, ia menjadi bagian
dari kekasih-kekasih Allah dan berada di dekat Allah; dan di dunia ia
tidak akan ditimpa keputus-asaan selamanya; di akhirat akan dikaruniai
surga sehingga ia bahagia di atas bahagia, diberi pasangan seribu
bidadari.”
“Barangsiapa yang membaca surat As-Sajdah pada setiap malam Jum’at,
Allah akan memberikan kepadanya catatan amalnya di tangan kanannya, dan
tidak dihisab sebagaimana mestinya, dan ia menjadi kekasih Muhammad dan
keluarganya (as).”
Imam Muhammad Al-Baqir (as) berkata:“Barangsiapa yang membaca surat
Shad pada malam Jum’at, ia akan dikaruniai kebaikan dunia dan akhirat
yang tidak diberikan kepada seorang pun manusia kecuali Nabi dan Rasul
atau Malaikat muqarrabin, Allah memasukkannya ke surga, yang tidak
diberikan kepada semua orang yang mencintai Ahlul bait (as) sekalipun
pembantu mereka yang selalu berkhidmat kepada mereka kecuali ia sampai
ke tingkat dianggap keluarga mereka dan mendapat syafaat mereka.”
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Barangsiapa yang membaca surat
Al-Ahqaf pada malam Jum’at atau hari Jum’at, Allah tidak menimpakan
kepadanya hal-hal yang menakutkan dalam kehidupan dunia dan
mengamankannya dari ketakutan pada hari kiamat.”
“Barangsiapa yang membaca surat Al-Waqi’ah pada setiap malam Jum’at,
Allah swt mencintainya, dan Ia menjadikan semua manusia mencintainya.
Di dunia ia diselamatkan dari keputus-asaan, kefakiran, kebutuhan, dan
penyakit-penyakit dunia; selain itu ia menjadi kekasih Amirul mukminin
(as), dan surat ini adalah surat Amirul mukminin (as).”
Dalam suatu riwayat dikatakan:“Barangsiapa yang membaca surat
Al-Jumu`ah setiap malam Jum’at, maka ia akan menjadi penghapus
dosa-dosanya antara Jum’at ke Jum’at.”
Ketahuilah, bahwa shalat-shalat sunnah pada malam Jum’at banyak
sekali, antara lain adalah shalat Amirul mukminin (as), yang antara lain
adalah shalat dua rakaat, setiap rakaat sesudah Fatihah membaca
Al-Zalzalah (lima kali). Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa orang yang
melakukan shalat ini, Allah akan mengamankannya dari azab kubur dan
segala yang menakutkan pada hari kiamat.
Ketiga: Membaca surat Al-Jumu‘ah dalam rakaat pertama shalat Maghrib
dan Isya’, dan membaca surat Al-Ikhlash dalam rakaat kedua pada shalat
Maghrib dan surat Al-A‘la pada shalat Isya’.
Keempat: Meninggalkan bacaan syair.
Dalam riwayat yang shahih dari Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) bahwa
makruh hukumnya membaca syair bagi orang yang berpuasa, pada bulan
Muharram, di makam suci, dan pada malam Jum’at dan hari Jum’at.
Perawinya bertanya:walaupun syair itu isinya tentang kebenaran? Imam
menjawab: Walaupun tentang kebenaran.
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) bahwa Nabi saw bersabda: “Barangsiapa
yang melantunkan syair pada malam Jum’at atau hari Jum’at, maka ia tidak
memperoleh bagian dari pahala malam Jum’at dan harinya.” Dalam riwayat
yang lain: Shalatnya pada malam dan hari itu tidak diterima.
Kelima: Memperbanyak mendoakan saudara-saudaranya yang beriman
sebagaimana yang dilakukan oleh Fatimah Az-Zahra’ (as). Jika mendoakan
sepuluh orang yang telah meninggal, maka wajib baginya surga,
sebagaimana yang disebutkan di dalam hadis.
Keenam: Membaca doa-doa yang ma’tsur, yang antara lain bersumber
dari Imam Ja’far Ash-Shadiq (as), beliau berkata: “Barangsiapa yang
membaca doa berikut tujuh kali pada malam Jum’at dalam sujud yang
terakhir dalam shalat sunnah nafilah Isya’, ia akan diampuni
dosa-dosanya. Dan yang paling utama doa ini dibaca secara berulang-ulang
setiap malam:
اَللَّهُمَّ اِنّي أَسْأَلُكَ بِوَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَاسْمِكَ
الْعَظِيْمِ اَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّد وَآلِهِ وَاَنْ تَغْفِرَ لِي
ذَنْبِيَ الْعَظِيْمَ.
Allâhumma inni as-aluka biwajhikal karîmi, wasmikal ‘azhîmi, an
tushalliya `alâ Muhammadin wa âlihi, wa an taghfiralî dzanbil `azhim(i).
Ya Allah, aku bermohon kepada-Mu dengan wajah-Mu yang mulia dan
dengan nama-Mu yang agung, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan
keluarganya, dan ampuni dosaku yang besar.
Nabi saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca doa berikut tujuh kali
pada malam Jum’at, kemudian ia mati pada malam itu, ia akan masuk ke
surga; barangsiapa yang membacanya pada hari Jum’at, lalu ia mati pada
hari itu, maka ia akan masuk ke surga”:
اَللَّهُمَّ اَنْتَ رَبّي لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ خَلَقْتَنِي وَاَنَا
عَبْدُكَ وَابْنُ اَمَتِكَ وَفِي قَبْضَتِكَ وَنَاصِيَتِي بِيَدِكَ
اَمْسَيْتُ عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْـتَطَعْتُ اَعُوذُ بِرِضَاكَ
مِنْ شَـرِّ مَا صَنَعْتُ اَبُوءُ بِنِعْمَتِكَ وَاَبُوءُ بِذُنُوبِى
فَاغْفِرْ لِى ذُنُوبِى اِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إلاَّ اَنْتَ .
Allâhumma Anta Rabbi lâila illâ Anta khalaqtanî, wa ana ‘abduka
wabnu amatika wa fi qabdhatika wa nâshiyati biyadika. Amsaytu ‘alâ
‘ahdika wa wa‘dika mastatha‘tu, a‘uzdu biridhaka min syarri mâ shana‘tu,
abûu bini‘matika wa abûu bidzunûbî, faghfirlî dzunûbî innahu lâ
yaghfirudz dzunûba illâ Anta.
Ya Allah, Engkaulah Tuhanku tiada Tuhan kecuali Engkau. Engkaulah
yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu putera hamba-Mu berada
dalam genggaman-Mu dan nasibku berada di tangan-Mu. Aku memasuki petang
ini atas perjanjian kepada-Mu sesuai dengan kemampuanku, aku berlindung
dengan ridha-Mu dari keburukan perbuatanku, aku kembali kepada-Mu dengan
nikmat-Mu dan aku kembali kepada-Mu dengan membawa dosa-dosaku, maka
ampuni dosa-dosaku, karena tidak ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali
Engkau.
Syeikh Ath-Thusi mengatakan, disunnahkan juga membaca doa berikut pada malam Jum’at, hari Jum’at, dan malam Arafah:
اَللَّهُمَّ مَنْ تَعَبَّأَ وَتَهَيّأَ وَاَعَدَّ وَاسْتَعَدَّ
لِوِفَادَة اِلَى مَخْلُوقٍ رَجَاءَ رِفْدِهِ وَطَلَبَ نَائِلِهِ
وَجَائِزَتِهِ.
Allâhumma man ta‘abbaa wa tahayyaa wa a‘adda wasta‘adda liwifadati ilâ makhlûqin rajâa rifdihi wa thalaba nâilihi wa jâizatihi.
Ya Allah, wahai Yang Bersedia dan Mempersiapkan diri-Nya untuk
datang kepada makhluk yang mengdambakan kedatangan-Nya, dan mengharap
karunia dan pengam-punan-Nya.
فَاِلَيْكَ يَا رَبِّ تَعْبِيَتِى وَاسْتِعْدَادِي رَجَاءَ عَفْوِكَ
وَطَلَبَ نَائِلِكَ وَجَائِزَتِكَ فَلاَ تُخَيِّبْ دُعَائِي يَا مَنْ لاَ
يَخِيْبُ عَلَيْهِ سَائِلٌ وَلاَ يَنْقُصُهُ نَائِلٌ.
Failayka yâ Rabbi ta‘biyatî wasti‘dâtî rajâa ‘afwika wa thalaba
nâilihi wa jâizatihi, falâ tukhayyib du‘âî yâ man lâ yakhîbu ‘alayhi
sâilun walâ yanqushuhu nâilun.
Kepada-Mu ya Rabbi, aku persiapkan diriku untuk mengharap
ampunan-Mu, dan memperoleh karunia dan ampunan dari-Mu, maka jangan
sia-siakan doaku wahai Yang tidak pernah menyia-nyiakan orang yang
bermohon dan tidak berkurang karena orang yang memperolehnya.
فَاِنّي لَمْ آتِكَ ثِقَةً بِعَمَلٍ صَالِحٍ عَمِلْتُهُ وَلاَ
لِوِفَادَةِ مَخْلُوقٍ رَجَوْتُهُ اَتَيْتُكَ مُقِرّاً عَلَى نَفْسي
بِاْلاِسَاءَةِ وَالظُّلْمِ مُعْتَرِفاً بِاَنْ لاَ حُجَّةَ لِي وَلاَ
عُذْرَ
Fainnî lam âtika tsiqatan bi‘amalin shâlihin ‘amiltuhu walâ
liwifâdati makhlûqin rajautuhu, âtaytuka muqirran ‘ala nafsî bil-isâati
wazh-zhulmi mu‘tarifan bian lâ hujjatalî walâ ‘udzra.
Aku datang kepada-Mu bukan karena percaya pada amal baik yang
kulakukan, bukan karena Engkau siap datang pada makhluk yang
mengharapkan, tetapi aku datang kepada-Mu karena pengakuan atas
kesalahan dan kezalimanku pada diriku, dan pengakuan bahwa tidak ada
lagi hujjah dan alasan bagiku.
اَتَيْتُكَ اَرْجُو عَظِيمَ عَفْوِكَ الَّذِى عَفَوْتَ بِهِ عَنِ
الْخَاطِئِيْنَ فَلَمْ يَمْنَعْكَ طُولُ عُكُوفِهِمْ عَلَى عَظِيْمِ
الْجُرْمِ اَنْ عُدْتَ عَلَيْهِمْ بِالرَّحْمَةِ
Ataytuka arjû ‘azhima ‘afwika alladzi ‘afawta bihi ‘anil khâthiîna,
falam yamna‘ka thûlu ‘ukûfihim ‘ala ‘azhîmil jurmi an ‘udta ‘alayhim
bir-rahmah.
Aku datang kepada-Mu karena mengharap maaf-Mu yang besar, dengannya
Kau maafkan orang-orang yang bersalah, dan besarnya kezaliman mereka
tidak menghalangi-Mu untuk menyayangi mereka.
فَيَا مَنْ رَحْمَتُهُ وَاسِعَةٌ وَعَفْوُهُ عَظِيْمٌ يَا عَظِيْمُ يَا
عَظِيْمُ يَا عَظِيْمُ لاَ يَرُدُّ غَضَبَكَ إلاَّ حِلْمُكَ وَلاَ يُنْجِي
مِنْ سَخَطِكَ إلاَّ التَّضَرُّعُ اِلَيْكَ
Fa yâ man rahmatuhu wâsi‘ah, wa ‘afwuhu ‘azhîmah, yâ ‘Azhimu yâ
‘Azhimu yâ ‘Azhimu lâ yaruddu ghadhabaka illâ hilmuka, walâ yunjî min
sakhathika illât tadharru‘a ilayka.
Wahai Yang luas rahmat-Nya dan besar ampunan-Nya, wahai Yang Maha
Agung, wahai Yang Maha Agung, wahai Yang Maha Agung, tak akan ada yang
mampu menolak marah-Mu kecuali santun-Mu, tak akan terselamatkan dari
murka-Mu kecuali menghampiri-Mu.
فَهَبْ لِي يَا اِلَهِي فَرَجاً بِالْقُدْرَةِ الَّتِي تُحْيِي بِهَا
مَيْتَ الْبِلاَدِ وَلاَ تُهْلِكْنِي غَمّاً حَتَّى تَسْتَجِيْبَ لِي
وَتُعَرِّفَـنِِي اْلاِجَابَةَ فِي دُعَائِي وَاَذِقْـنِي طَعْمَ
الْعَافِيَةِ إلَى مُنَتَهَى اَجَلِي وَلاَ تُشْمِتْ بِي عَدُوِّى وَلاَ
تُسَلِّطْهُ عَلَيَّ وَلاَ تُمَكِّنْهُ مِنْ عُنُقِي
Fahablî yâ Ilâhî farajan bil qudratil latî tuhyî biha maytal bilâdi,
walâ tuhliknî ghamman hattâ tastajîbalî, wa tu‘arrifanîl ijâbata fi
du‘âî, wa adziqnî tha‘mal ‘âfiyati ilâ muntahâ ajalî, walâ tusymitbî
‘aduwwî, walâ tusallith ‘alayya, walâ tumakkinhu min ‘unuqî.
Karena itu, ya Ilahi, karuniakan padaku kebahagiaan dengan
kekuasaan-Mu, dengannya Kau hidupkan kematian negeri, jangan binasakan
aku karena penderitaan sehingga Kau perkenankan doaku dan Kau
perkenalkan padaku ijabah doaku. Karuniakan padaku kelezatan keselamatan
sampai akhir ajalku, dan jangan biarkan musuhku menghan-curkanku,
menguasaiku dan membelengguku.
اَللَّهُمَّ اِنْ وَضَعْتَنِي فَمَنْ ذَا الَّذِي يَرْفَعُنِي وَاِنْ
رَفَعْتَنِي فَمَنْ ذَا الَّذِي يَضَعُنِي وَاِنْ اَهْلَكْتَنِي فَمَنْ ذَا
الَّذِي يَعْرِضُ لَكَ فِي عَبْدِكَ اَوْ يَسْأَلُكَ عَنْ اَمْرِهِ وَقَدْ
عَلِمْتُ اَنَّهُ لَيْسَ فِى حُكْمِكَ ظُلْمٌ وَلاَ فِى نَقَمَتِكَ
عَجَلَةٌ وَاِنَّمَا يَعْجَلُ مَنْ يَخَافُ الْفَوْتَ وَاِنَّمَا يَحْتَاجُ
اِلَى الظُّلْمِ الضَّعِيفُ وَقَدْ تَعَالَيْتَ يَا اِلَهِى عَنْ ذَلِكَ
عُلُوّاً كَبِيْراً.
Allâhumma in wadha‘tanî famandzal ladzî yarfa‘unî, wain rafa‘ta
famandzal ladzî yadha‘unî, wain ahlaktanî famandzal ladzî ya‘ridhu laka
fi ‘abdika aw yas-aluka ‘an amrihi, wa qad ‘alimtu annahu laysa fi
hukmika zhulmun walâ fi niqmatika ‘ajalun, wa innama ya‘jalu man
yakhâful fawta, wa innama yahtâju ilâzh zhulmizh zha‘îfu, wa qad
ta‘âlayta yâ Ilâhi ‘an dzâlika ‘uluwwan kabîrâ.
Ya Allah, jika Kau hinakan aku, siapa lagi yang mampu memuliakan
aku; jika Kau muliakan aku, siapa lagi yang akan mampu menghinakan aku;
jika Kau binasakan aku, siapa lagi yang mampu menghalangi-Mu atau siapa
yang akan memohon pada-Mu tentang persoalannya. Sungguh, aku tahu tidak
ada kezaliman dalam hukum-Mu, tidak ada yang tergesa-gesa dalam
siksaan-Mu. Karena keterge-sagesaan itu hanya terjadi pada orang takut
ketinggalan, dan butuh pada kezaliman yang lemah. Sementara Engkau ya
Ilahi benar-benar Maha Mulia dari semua itu.
اَللَّهُمَّ اِنّى اَعُوذُ بِكَ فَاَعِـذْنِى، وَاَسْتَجِيْرُ بِكَ
فَاَجِرْنِى، وَاَسْتَرْزِقُكَ فَارْزُقْـنِى، وَاَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ
فَاكْفِنِى، وَاَستَنْصِرُكَعَلَى عَدُوِّى فَانْصُرْنِى، وَاَسْتَعِيْنُ
بِكَ فَاَعِـنِّى، وَاَسْتَغْفِرُكَ يَا اِلَهِى فَاغْفِرْ لِى آمِيْنَ
آمِيْنَ آمِيْنَ
Allâhumma innî a‘ûdzu bika fa-a‘idznî, wa astajîru bika fa-ajirnî,
wa astarziquka farzuqnî, wa atawakkalu ‘alayka fakfinî, wa astanshiruka
‘ala ‘aduwwî fanshurnî, wa asta‘înu bika fa-a‘innî, wa astaghfiruka yâ
Ilâhî faghfirlî âmin âmin âmin.
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu, maka lindungi aku; aku memohon
keselamatan pada-Mu, maka selamatkan aku; aku memohon rizki pada-Mu,
maka berilah aku rizki; aku bertawakkal kepada-Mu, maka cukupi aku; aku
memohon pertolongan kepada-Mu atas musuhku, maka tolonglah aku; aku
memohon bantuan kepada-Mu, maka bantulah aku; aku memohon ampunan
kepada-Mu ya Ilahi, maka ampuni aku, amin amin amin.
Ketujuh: Membaca doa Kumail.
Kedelapan: Membaca doa sebagaimana yang dibaca pada malam Arafah, yaitu:
اَللَّهُمَّ يَا شَاهِدَ كُلِّ نَجْوَى ....
Ya Allah, wahai Yang Menyaksikan setiap jeritan …
(Doa ini terdapat dalam buku Adab Wuquf di Arafah)
Kesembilan: Membaca (10 kali):
يا دائِمَ الْفَضْلِ عَلى الْبَريِّةِ يا باسِطَ الْيَدَيْنِ
بِالْعَطِيَّةِ يا صاحِبَ الْمَواهِبِ السَّنِيَّةِ صَلِّ عَلى مُحَمِّد
وَآلِهِ خَيْرِ الْوَرىْ سَجِيَّةً وَاغْفِرْ لَنا يا ذَا الْعُلى فى هذِهِ
الْعَشِيَّةِ
Kesepuluh: Makan buah delima sebagaimana yang dilakukan oleh Imam
Ja’far Ash-Shadiq (as) pada setiap malam Jum’at. Dan yang paling baik
adalah menjelang tidur. Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa orang yang
makan buah delima menjelang tidur, ia akan diamankan dirinya sampai pagi
hari.
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: Barangsiapa yang membaca zikir
berikut (100 kali) antara shalat sunnah nafilah dan shalat Shubuh, Allah
membangunkan baginya rumah di surga:
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ اَسْتَغْفِرُ اللهَ رَبِّى وَاَتُوبُ اِلَيْهِ
Disunnahkan membaca doa berikut pada malam Jum’at waktu dini hari:
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِهِ وَهَبْ لِيَ الْغَدَاةَ
رِضَاكَ، وَاَسْكِنْ قَلْبِى خَوْفَكَ، وَاقْطَعْهُ عَمَّنْ سِوَاكَ حَتَّى
لاَ اَرْجُوَ وَلاَ اَخَافَ إلاَّ إِيَّاكَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى
مُحَمَّدٍ وآلِهِ وَهَبْ لِى ثَبَاتَ الْيَقِيْنِ، وَمَحْضَ اْلاِخْلاَصِ،
وَشَرَفَ التَّوْحِيْدِ، وَدَوَامَ اْلاِسْتِقاَمَةِ، وَمَعْدِنَ
الصِّبْرِ، والرِّضَا بِالْقَضَاءِ وَالْقَدَرِ، يَا قَاضِيَ حَوَائِجِ
السَّائِلِيْنَ، يَا مَنْ يَعْلَمُ مَا فِي ضَمِيْرِ الصَّامِتِيْنَ، صَلِّ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ، وَاسْتَجِبْ دُعَائِى، وَاغْفِرْ ذَنْبِى،
وَاَوْسِعْ رِزْقِي، وَاقْضِ حَوَائِجِي فِي نَفْسِي وَاِخْوَانِي فِي
دِيْنِي وَاَهْلِي.
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad,
pagi ini karuniakan padaku ridha-Mu, tanamkan ke dalam hatiku rasa takut
kepada-Mu, dan lepaskan hatiku dari selain-Mu sehingga aku tidak
berharap dan tidak takut kecuali kepada-Mu.
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad,
karuniakan padaku kekuatan keyakinan, ketulusan ikhlas, kemuliaan
tauhid, kelangsungan istiqamah, keagungan kesabaran, dan ridha pada
ketentuan dan takdir-Mu wahai Yang Memenuhi hajat orang-orang yang
memohon, wahai Yang Mengetahui apa yang tersimpan dalam hati orang-orang
yang diam.
Sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad,
perkenankan doaku, ampuni dosaku, luaskan rizkiku, penuhi hajat-hajatku
untuk diriku, saudara-saudaraku seagama dan keluargaku.
اِلَهِي طُمُوحُ اْلاَمَالِ قَدْ خَابَتْ إلاَّ لَدَيْكَ، وَمَعَاكِفُ
الْهِمَمِ قَدْ تَعَطَّلَتْ إلاَّ عَلَيْكَ، وَمَذَاهِبُ الْعُقُولِ قَدْ
سَمَتْ إلاَّ اِلَيْكَ، فَاَنْتَ الَّرجَاءُ وَاِلَيْكَ الْمُلْتَجَأُ، يَا
اَكْرَمَ مَقْصُودٍ وَاَجْوَدَ مَسْؤُولٍ، هَرَبْتُ اِلَيْكَ بِنَفْسِى
يَا مَلْجَاَ الْهَارِبِيْنَ بِاَثْقَالِ الذُّنُوبِ اَحْمِلُهَا عَلَى
ظَهْرِى. لاَ اَجِدُ لِى اِلَيْكَ شَافِعاً سِوَى مَعْرِفَتِي بِاَنَّكَ
اَقْرَبُ مَنْ رَجَاهُ الطَّالِبُونَ، وَاَمَّلَ مَالَدَيْهِ
الرَّاغِبُونَ، يَا مَنْ فَتَقَ الْعُقُولَ بِمَعْرِفَتِهِ، وَاَطْلَقَ
الاَلْسُنَ بِحَمْدِهِ، وَجَعَلَ مَا امْتَنَّ بِهِ عَلَى عِبَادِهِ فِي
كِفَاءٍ لِتَاْدِيَةِ حَقِّهِ، صَلِّ عَلَى مُحَمَّد وآلِهِ، وَلاَ
تَجْعَلْ لِلشَّيْطَانِ عَلَى عَقْلِى سَبِيْلاً، وَلاَ لِلْبَاطِلِ عَلَى
عَمَلِى دَلِيْلاً.
Ilahi, sia-sialah keinginan yang besar kecuali pada apa yang ada di sisi-Mu
Sia-sialah harapan yang besar kecuali kepada-Mu
Sia-sialah semua mazhab pemikiran kecuali yang ditujukan kepada-Mu
Engkaulah harapanku, kepada-Mu aku bersandar
Wahai Tujuan yang paling mulia, dan Yang Paling Dermawan dari semua yang dimohon.
Aku lari kepada-Mu wahai Tempat Berlindung orang-orang yang lari karena beratnya dosa-dosa yang dipikul di pundaknya.
Tidak kudapatkan penolong menuju-Mu kecuali makrifatku bahwa Engkau
adalah Harapan orang-orang yang mencari, dan Cita-cita orang-orang yang
berkeinginan.
Wahai Yang Membuka pikiran dengan makrifat-Nya,
Yang Diucapkan lisan dengan pujian-Nya,
Yang Menjadikan karunia-Nya mencukupi hak semua hamba-Nya.
Sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad
Jangan jadikan setan menguasai jalan pikiranku, dan yang batil menjadi penuntun amalku.
Ketika terbit fajar hari Jum’at, maka bacalah doa:
اَصْبَحْتُ فِى ذِمَّةِ اللَّهِ وَذِمَّةِ مَلاَئِكَتِهِ وَذِمَمِ
اَنْبِيَائِهِ وَرُسُلِهِ عَلَيهِمُ السَّلاَمُ وَذِمَّةِ مُحمَّدٍ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَذِمَمِ اْلاَوْصِيَاءِ مِنْ آلِ مُحَمَّدٍ
عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ آمَنْتُ بِسِرّ آلِ مُحَمَّدٍ عَلَيْهِمُ السَّلامُ
وَعَلاَنِيَتِهِمْ وَظَاهِرِهِمْ وَبَاطِنِهِمْ وَاَشْهَدُ اَنَّهُمْ فِى
عِلْمِ اللهِ وَطَاعَتِهِ كَمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ .
Ashbahtu fi dzimmatillâhi, wa dzimmati malâikatihi, wa dzimami
anbiyâihi wa rusulihi (‘alayhimus salam), wa dzimmati Muhammadin
(shallallâhu `alayhi wa âlihi), wa dzimamil awshiyâi min âli Muhammadin
(`alayhimus salam). Amantu bisirri âli Muhammadin (`alayhimus salam) wa
`alâniyatihim, wa zhâhirihim wa bâthinihim. Wa asyhadu annahum fi
`ilmillâhi wa thâ`atihi ka-Muhammadin (shallallâhu `alayhi wa âlihi).
Aku memasuki pagi hari dalam perjanjian Allah, perjanjian para
Malaikat-Nya, perjanjian para Nabi dan Rasul-Nya, perjanjian Muhammad
saw, dan perjanjian para washinya dari keluarga Muhammad (as). Aku
mempercayai keluarga Muhammad yang rahasia dan yang nampak, yang zhahir
dan yang batin. Aku bersaksi bahwa mereka dalam mengenal dan mentaati
Allah sama dengan pengenalan dan ketaatan Muhammad saw kepada-Nya.
Dalam suatu riwayat dikatakan: Barangsiapa yang membaca zikir
berikut (tiga kali) pada hari Jum’at sebelum shalat Shubuh, ia diampuni
dosa-dosanya walaupun lebih banyak dari buih di atas samudera:
اَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذي لاَ اِلَهَ إلاّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَاَتُوبُ اِلَيْهِ
Aku mohon ampun kepada Allah Yang Tiada Tuhan kecuali Dia Yang Hidup dan Mengawasi, dan aku bertaubat kepada-Nya.
sumber bacaan:
fpislamagamaku
Setiap orang mempunyai kelebihan masing-masing, tentunya kita tidak boleh memanding-bandingkan diri. Tetap usaha, gali, temukan potensi dan passion kita dimana. :)
ReplyDelete